Rabu, 12 Oktober 2011



TANGGUNG JAWAB ILMUAN TERHADAP ALAM DAN LINGKUNGAN

Dari pernyataan di atas tampak bahwa Al Ghazali sangat menghargai orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Salah satu pengamalannya adalah mengajarkan kepada orang lain. Orang yang berilmu dan tidak mengamalkannya menurut Al Ghazali sebagai orang yang celaka. Ia mengatakan, seluruh manusia akan binasa, kecuali orang-orang berilmu. Orang-orang berilmu akan celaka kecuali orang-orang yang mengamalkan ilmunya. Dan orang-orang yang mengamalkan ilmunya pun akan binasa kecuali orang-orang yang ikhlas.

Adaa dua fungsi utama manusia di dunia, yaitu sebagai ‘abdun (hamba Allah) dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab kepada diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.

Dalam kontek ‘abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi ini mempunyai konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur dan anugrah yang diberikan Sang Pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, yaitu potensi akal. Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan diri kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia, termasuk pada dirinya. Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan, yaitu kecenderungan pada ketaqwaan dan kecenderungan kepada perbuatan fasik. Dengan ke dua kecenderungan tersebut Allah berikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketaqwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah.

Fungsi yang ke dua sebagai khalifah/ wakil Allah di muka bumi, ia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungannya tempat mereka tinggal. Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan. Karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Untuk menggali potensi dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai. Hanya orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukuplah atau para ilmuwan dan para intelektual yang sanggup mengeksplorasi sumber alam ini. Akan tetapi para ilmuwan itu harus sadar bahwa potensi sumber daya alam akan habis terkuras untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia apabila tidak dijaga keseimbangannya.

Oleh sebab itu tanggung jawab kekhalifahan banyak bertumpu pada para ilmuwan dan cendikiawan. Mereka mempunyai tanggung jawab jauh lebih besar disbanding dengan manusia-manusia yang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Bagi mereka yang memiliki ilmu pengetahuan tidak mungkin mengeksploitasi ala mini secara berlebihan, paling hanya sekedar kebutuhan primernya bukan untuk pemenuhan kepuasan hawa nafsunya, karena mereka tidak memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk mengeksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber alam ini. Demikian pula mereka tidak akan sanggup menjaga keseimbangan dan kelestariannya secara sistematis.

Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri. Mereka banyak yang berkhianat terhadap perjanjiannya sendiri kepada Allah. Mereka tidak menjaga amanat Allah sebagai khalifah yang bertugas untuk menjaga kelestarian ala mini sebagaimana firman Allah dalam QS. 30 (Al-Rum): 41.

Dua fungsi di atas merupakan suatu kesatuan yang tidak boleh terpisah. Dan simbul dari ke dua fungsi itu adalah zikir dan piker. Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberi keistimewaan berupa kebebasan untuk memilih dan berkreasi sekaligus menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk psiko-fisik. Namun ia harus sadar akan keterbatasannya yang menurut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah, baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah beribadah secara langsung (fungsi sebagai ‘abdun) maupun dalam konteks ketaatan terhadap sunnatullah, hokum alam di ala mini (fungsi sebagai khalifah). Perpaduan antara tugas ibadah dan khalifah ini akan mewujudkan manusia yang ideal, yakni manusia yang selamat di dunia dan di akhirat.

1 komentar:

  1. maaf mas ini potongan dari mana ea....
    terima kasih
    mohon bantuannya

    BalasHapus