PENTINGNYA AKHLAQ
Suatu ungkapan hikmah
mengatakan, Maju bangsa karena akhlak,
akhlak rusak hancurlah bangsa. Sukses tidaknya suatu bangsa mencapai tujuan
hidupnya tergantung atas committed tidaknya
bangsa itu terhadap nilai-nilai akhlak. Jika ia committed terhadap akhlak maka bangsa itu akan sukses, dan
sebaliknya jika ia mengabaikan akhlak maka bangsa itu pun akan hancur.
Nabi SAW mengatakan, Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlak (sesungguhnya
saya diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia). Pernyataan
Nabi itu mengandung beberapa makna, di antaranya : (1) kedatangan Nabi
melengkapi kemuliaan akhlak manusia yang sebelumnya belum sempurna, (2) inti
dari ajaran Islam sesungguhnya adalah kemuliaan akhlak. Misi beliau yang utama
adalah perbaikan akhlak, penyempurnaan budi pekerti yang mulia (Al-akhlak al-karimah). Sahabat
bertanya-tanya tentang bagaimana sesungguhnya akhlak Nabi itu. Ketika ada
sahabat yang bertanya kepada Aisyah isteri Nabi, kaifa akhlaquhu ? (bagaimana akhlak Nabi itu ?) Aisyah menjawab
dengan singkat akhlaquhu Al Qur’an
(akhlaknya adalah Al Qur’an).
Kalau kita mau
bersikap dan berperilaku dengan akhlak yang sempurna dan berakhlak mulia
berpeganglah pada Al Qur’an. Sedang yang paling mengerti tentang pengamalan Al
Qur’an adalah Nabi sendiri. Rasulullah adalah prototipe manusia yang berakhlak
sempurna. Allah mengabadikannya dalam QS. 68 (al- Qalam): 4. Berdasarkan ayat
tersebut, para sufi menyebut Nabi Muhammad sebagai Al Insan al-kamil, prototipe manusia sempurna sejak Adam hingga
manusia akhir zaman. Kita sebagai umat Rasulullah SAW wajib menjadikan beliau
sebagai uswah hasanah (teladan yang baik) dalam segala segi kehidupan
sebagaimana firman Allah dalam QS. 33 (Al-Ahzab) : 21. Menjadikan Rasulullah
Muhammad SAW sebagai uswah hasanah dalam segala aspek kehidupannya itulah yang
dimaksud ber-Islam secara kaffah (total).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar