Rabu, 12 Oktober 2011


PENTINGNYA AKHLAQ

Suatu ungkapan hikmah mengatakan, Maju bangsa karena akhlak, akhlak rusak hancurlah bangsa. Sukses tidaknya suatu bangsa mencapai tujuan hidupnya tergantung atas committed tidaknya bangsa itu terhadap nilai-nilai akhlak. Jika ia committed terhadap akhlak maka bangsa itu akan sukses, dan sebaliknya jika ia mengabaikan akhlak maka bangsa itu pun akan hancur.
Nabi SAW mengatakan, Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlak (sesungguhnya saya diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia). Pernyataan Nabi itu mengandung beberapa makna, di antaranya : (1) kedatangan Nabi melengkapi kemuliaan akhlak manusia yang sebelumnya belum sempurna, (2) inti dari ajaran Islam sesungguhnya adalah kemuliaan akhlak. Misi beliau yang utama adalah perbaikan akhlak, penyempurnaan budi pekerti yang mulia (Al-akhlak al-karimah). Sahabat bertanya-tanya tentang bagaimana sesungguhnya akhlak Nabi itu. Ketika ada sahabat yang bertanya kepada Aisyah isteri Nabi, kaifa akhlaquhu ? (bagaimana akhlak Nabi itu ?) Aisyah menjawab dengan singkat akhlaquhu Al Qur’an (akhlaknya adalah Al Qur’an).
Kalau kita mau bersikap dan berperilaku dengan akhlak yang sempurna dan berakhlak mulia berpeganglah pada Al Qur’an. Sedang yang paling mengerti tentang pengamalan Al Qur’an adalah Nabi sendiri. Rasulullah adalah prototipe manusia yang berakhlak sempurna. Allah mengabadikannya dalam QS. 68 (al- Qalam): 4. Berdasarkan ayat tersebut, para sufi menyebut Nabi Muhammad sebagai Al Insan al-kamil, prototipe manusia sempurna sejak Adam hingga manusia akhir zaman. Kita sebagai umat Rasulullah SAW wajib menjadikan beliau sebagai uswah hasanah (teladan yang baik) dalam segala segi kehidupan sebagaimana firman Allah dalam QS. 33 (Al-Ahzab) : 21. Menjadikan Rasulullah Muhammad SAW sebagai uswah hasanah dalam segala aspek kehidupannya itulah yang dimaksud ber-Islam secara kaffah (total).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar