KEUTAMAAN ORANG BERIMAN DAN BERAMAL
Perbuatan baik
seseorang tidak akan bernilai amal shalih apabila perbuatan tersebut tidak
dibangun di atas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. Sama halnya pengembangan
iptek yang lepas dari keimanan dan ketaqwaan tidak akan bernilai ibadah serta
tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya,
bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri.
Manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaannya karena dibekali seperangkat
potensi. Potensi yang paling utama adalah akal. Akal berfungsi untuk berfikir,
hasil pemikirannya adalah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Ilmu-ilmu yang
dikembangkan atas dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, akan
memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi
lingkungannya. Allah berjanji dalam QS. 58 (Al-Mujadalah): 11.
Menurut Al Ghazali,
bahwa makhluk yang paling mulia adalah manusia, sedangkan sesuatu yang paling
mulia pada diri manusia adalah hatinya. Tugas utama pendidik adalah
menyempurnakan, membersihkan dan menggiring peserta didik agar hatinya selalu
dekat kepada Allah SWT melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan
pembelajaran merupakan kegiatan yang amat mulia yang dapat menentukan masa
depan seseorang. Karena itu para pendidik akan selalu dikenang dalam hati anak
didiknya. Al Ghazali memberikan argumentasi yang kuat, baik berdasarkan Al
Qur’an, Al-Sunnah maupun argumentasi secara rasional.
Dalam bagian awal kitab
Ihya Ulumuddin , Al Ghazali
memulainya dengan menerangkan tentang keutamaan ilmu dan pembelajaran. Ia
menggambarkan kedudukan tinggi bagi para ahli ilmu dan para ulama dengan
menyetir ayat-ayat Al Qur’an dan sabda Rasulullah SAW serta perkataan
orang-orang dan ahli. Pandangannya tentang hal-hal di atas sangat kuat. Ini
terbukti dengan seringnya ia menerangkan kedudukan dan keutamaan ulama dan guru
dalam berbagai karya monumentalnya. Sebagai contoh, ia pernah mengatakan bahwa
makhluk yang mulia di atas bumi ini adalah manusia. Sedangkan bagian tubuh
manusia yang paling mulia adalah hatinya.
Guru sibuk
menyempurnakan, mengagungkan, mensucikannya serta menuntunnya agar selalu dekat
kepada Allah SWT. Oleh karena itu, mengajarkan ilmu bukan hanya termasuk aspek
ibadah kepada Allah belaka, melainkan juga termasuk khalifah Allah SWT.
Dikatakan termasuk khalifah Allah SWT karena hati orang ’alim telah dibukakan
oleh Allah SWT untuk menerima ilmu yang merupakan sifat-Nya yang paling khusus.
Orang ‘alim adalah bendaharawan yang mengurusi khasanah Allah SWT yang paling
berharga. Tidurnya orang ‘alim lebih baik dari ibadahnya orang-orang bodoh.
Menjelaskana
keutamaan-keutamaan orang yang berilmu, Al-Ghazali mengatakan, barang siapa
berilmu, membimbing manusia dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagaikan
matahari, selain menerangi dirinya juga menerangi orang lain. Dia bagaikan minyak
kesturi yang harum dan menyebarkan keharumannya kepada orang yang berpapasan
dengannya.
Beramalnya mana bang?
BalasHapus