Selasa, 04 Oktober 2011

PEMBINAAN IMAN


            Kata pembinaan  menurut etimologi berasal dari kata “bana” yang berarti membangun sedangkan kata binaan berarti pembangunan, apabila iman diartikan sebagai pandangan dan sikap hidup, maka pembinaan iman berarti membina manusia seutuhnya.

        Seperti halnya cinta timbul melalui proses, diawali dan saling mengenal, kemudian meningkat menjadi senang, rindu yang diikuti oleh berbagai konsekwensi demikian pula halnya dengan iman. Iman itu terbentuk melalui proses.
        Seluruh factor yang mempengaruhi kehidupan manusia sejak ia masih dalam kandungan sampai saat dimana seseorang berada, akan berpengaruh kepada keimanannya. Manusia melalui tahapan. Proses kelahiran manusia diawali dengan nutfah (spermatozoid) yang diproduksi oleh organ laki-laki, setelah bertemu dengan buwaidlah (ovum) dalam rahim wanita, nutfah tersebut meningkat menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selanjutnya menjadi mudghah (segumpal daging), selanjutnya dilengkapi dengan tulang belulang dengan berbagai organ, kemudian dimasukan roh kedalamnya sampai lebih kurang 9 bulan  sang bayi lahir kedunia.  Ibu yang sedang hamil akan mempengaruhi jiwa yang dikandungnya.
        Oleh karena itu secara tidak langsung pandangan dan sikap hidup suami isteri akan mempengaruhi terhadap pisik maupun psikis janin yang ada dalam kandungan sang ibu, karenanya jika seseorang menginginkan anaknya kelak mejadi mukmin maka suami isteri hendaknya berpandangan dan bersikap sesuai dengan yang diperintahkan Allah.
        Pada dasarnya seorang anak  lahir tidak mempunyai ilmu. Ia hanya dilengkapi dengan pembawaan yaitu pendengaran, penglihatan dan sarana indrawi lainya. Dari sarana itu manusia mampu menanggapi informasi dan pengaruh yang ada dilingkungannya itulah yang selanjutnya turut mempengaruhi sikapnya.
        Fitrah ilahiyah yang dibawanya sejak dalam rahim, memerlukan pemupukan yang berkesinambungan. Benih yang unggul apabila tidak disertai pemeliharaan yang intensif, besar kemungkinan menjadi mati demikian juga halnya dengan benih iman. Berbagai pengaruh mengarahkan keperibadian seseorang baik pengaruh yang datan dari lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan maupun lingkungan lainnya.
        Pengaruh pendidikan keluarga, baik langsung maupun tidak langsung, disegaja maupun tidak,amat berpengaruh terhadap iman seseorang. Tingkah laku orang tua dalam rumah tangga senantiasa memberikan contoh dan tauladan bagi anak-anak . tingkah laku yang baik maupun yang buruk (tercela) akan ditiru oleh anak-anak.
        Peruses pembentukan iman juga diawali dengan peruses perkenalan yang sekaligus diiringi dengan dengan latihan pengamalan kemudian meningkat menjadi senang. Mengenal ajaran Allah adalah tingkah awal dalam mencapai iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah dan tidak pula memperaktekkannya maka orang tersebut tidak mungkin beriman kepada Allah dan jika seseorang tidak mengenal mempelajari Al-quran  maka tidak mungkin ia menjadi mukmin.
        Seseorang yang menghendaki anaknya menjadi mukmin maka ajaran Allah harus diperkenalkan sejak dini. Disamping proses pengenalan, maka proses pembiasaan juga perlu diperhatikan karena dari proses pembiasaan seseorang yang semula benci bisa berubah menjadi senang. Seorang anak harus dibiasakan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang Allah, agar setelah dewasa nanti menjadi senang dan terampil melaksanakan ajaran Allah swt.

1 komentar: