Rabu, 12 Oktober 2011



SUMBER ILMU PENGETAHUAN

Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu, yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak (absolute), karena bersumber dari wahyu Allah, dan ilmu yang bersifat perolehan (equired knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi (relatif) karena bersumber dari akal fikiran manusia.
            Peran Akal
Akal adalah perimbangan antara intelek (budi) dan intuisi (hati) manusia, antara fikiran dan emosi manusia. Intelek adalah alat untuk memperoleh pengetahuan untuk alam nyata. Dalam membentuk pengetahuan, intelek terikat oleh yang konkrit. Oleh karena itu ia hanya mungkin berjalan selangkah demi selangkah, menyelesaikan arah demi arah. Intuisi adalah alat untuk alam tak nyata. Dalam membentuk pengetahuan ia dapat melakukan lompatan dari tidak tahu tiba-tiba menjadi tahu.
Sebagai contoh orang yang akan memahami alam semesta melalui astronomi. Ia tak dapat melakukannya kecuali secara bertahap. Ia harus membekali pengetahuannya dengan matematika, fisika dan kimia. Untuk mengetahui ketiganya ia harus memulainya dengan belajar mengenal huruf dan angka. Lain halnya seseorang yang memperoleh pengetahuan tentang keindahan sekuntum bunga. Cukup dengan melihat sekilas segera ia dapat mengambil kesimpulan tentang keindahan bunga tersebut. Ia tak perlu mengukur diameter, jumlah kelopak atau menentukan berapa jenis-jenis warna yang ada pada bunga tersebut.
Pengajaran melalui intelek hanya mungkin mengubah seseorang sedikit demi sedikit. Tetapi pendidikan melalui intuisi dapat mengubah seseorang dengan cepat. Ia tidak terikat oleh hal yang bersifat lahiriah karena ia dapat menangkap kesatuan tentang sesuatu yang diketahui tanpa analisis dan dipecah- pecah. Tetapi pada kenyataan hidup manusia itu tidak dapat bekerja secara terpisah sepenuhnya. Keduanya saling berinteraksi dan mempengaruhi dengan pola yang berbeda-beda, dan itulah yang menentukan corak akal manusia.
Ada manusia yang akalnya sangat didominasi oleh inteleknya dan ada pula yang didominasi oleh intuisi. Ada yang secara professional dapat mengatur peran keduanya sesuai dengan kebutuhan dan kenyataan yang dihadapi. Dalam kadar tertentu yang sangat relatif akal seseorang pria mungkin memiliki corak yang berbeda dengan wanita.
Intelek relatif manusia harus dilatih dan dikembangkan sehingga memiliki ketajaman yang tinggi. Demikian pula intuisi harus dihidup-hidupkan dengan pengayaan batin, baik dari sisi keyakinan, kebudayaan dan lain-lain. Menurut pengetahuan modern otak manusia terdiri dari bermilyar-milyar sel yang pada awalnya belum berfungsi. Kemudian antara satu sel dengan sel lainnya tumbuh saraf-saraf yang akan saling berhubungan. Hubungan inilah yang akan memfungsikan otak manusia. Pertumbuhan saraf penghubung sendiri sangat ditentukan oleh rangsangan-rangsangan fikir dan rasa manusia semenjak kecilnya.
Apabila intelek dan intuisi benar-benar sudah terasa, maka kerja akal manusia menjadi demikian sensitifnya. Oleh karena itu seorang ahli seni dapat menghasilkan karya yang sangat bernilai, dan seorang ahli fisika dapat menemukan hukum-hukum alam melalui kerja intuisi. Akal seperti ini mampu menghasilkan pengetahuan yang lebih utuh dan menyeluruh. Dijelaskan dalam QS. 22 (Al-Hajj) : 46.
            Wahyu
Wahyu adalah tuntunan yang diberikan Allah Sang Pencipta kepada para hamba-Nya dan ciptaan-Nya dalam menjalankan fungsi kehidupannya di alam semesta ini.  Hubungan dengan pencipta itu tidak khusus bagi manusia. Sebenarnya cara yang dipakai Al Qur’an dengan kata wahyu, menunjukkan bahwa Al Qur’an memandangnya sebagai sesuatu milik hidup yang universal, sekalipun kodrat dan waktunya berbeda menurut perbedaan tingkat-tingkat kehidupan itu.
Tumbuh-tumbuhan tumbuh bebas dalam ruang, binatang yang mengembangkan jenis baru untuk penyesuaian diri dengan keadaan sekitarnya. Makhluk manusia memperoleh penerangan dari makna yang mendalam dari kehidupan. Semua itu wahyu dengan watak yang bermacam-macam, tergantung pada kebutuhan penerima atau kebutuhan-kebutuhan spesies tempat penerima itu tergolong. Dinyatakan dalam QS. 16 (Al-Nahl) : 68.
Selain berarti bimbingan fungsional biologis, wahyu juga merupakan bimbingan ajaran pada manusia pilihan Allah SWT. Cara penyampaiannya bermacam-macam , baik langsung maupun tidak langsung, yakni melalui malaikat Jibril. Wahyu mencegah pemikiran seseorang dari pengaruh hawa nafsu dan kecenderungan dominasi akal rasional. Hal ini menyebabkan agama wahyu menjadi sebuah sistem hidup yang dibangun bukan hanya dengan landasan kepentingan manusiawi. Dinyatakan dalam QS. 53 (Al-Najm) : 1-5.
Imam Suyuti berpendapat, bahwa Hadits Rasulullah SAW pada dasarnya adalah wahyu juga, tetapi Jibril menyampaikannya dalam bentuk makna. Sedang Al Qur’an adalah wahyu yang disampaikan dalam bentuk lafaz dan makna. Dalam perspektif Islam, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan hasil pengembangan potensi manusia yang diberikan Allah berupa akal dan budi. Prestasi yang gemilang dalam pengembangan iptek, pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menemukan bagaimana proses Sunatullah itu terjadi di alam semesta ini, bukan merancang atau menciptakan suatu hukum baru di luar Sunatullah (Hukum Allah/ Hukum Alam). Mengapa manusia menyombongkan diri?
Dari penjelasan di atas dapat disimak bahwa antara ilmu pengetahuan , teknologi dan seni terdapat perbedaan-perbedaan baik dalam kontek makna maupun fungsinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar