SUMBER ILMU PENGETAHUAN
Dalam pemikiran Islam
ada dua sumber ilmu, yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan.
Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan
Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran Islam ada yang
bersifat abadi (perennial knowledge)
tingkat kebenarannya bersifat mutlak (absolute), karena bersumber dari wahyu
Allah, dan ilmu yang bersifat perolehan (equired
knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi (relatif) karena bersumber
dari akal fikiran manusia.
Peran Akal
Akal adalah perimbangan
antara intelek (budi) dan intuisi (hati) manusia, antara fikiran dan emosi
manusia. Intelek adalah alat untuk memperoleh pengetahuan untuk alam nyata.
Dalam membentuk pengetahuan, intelek terikat oleh yang konkrit. Oleh karena itu
ia hanya mungkin berjalan selangkah demi selangkah, menyelesaikan arah demi
arah. Intuisi adalah alat untuk alam tak nyata. Dalam membentuk pengetahuan ia
dapat melakukan lompatan dari tidak tahu tiba-tiba menjadi tahu.
Sebagai contoh orang
yang akan memahami alam semesta melalui astronomi. Ia tak dapat melakukannya
kecuali secara bertahap. Ia harus membekali pengetahuannya dengan matematika,
fisika dan kimia. Untuk mengetahui ketiganya ia harus memulainya dengan belajar
mengenal huruf dan angka. Lain halnya seseorang yang memperoleh pengetahuan
tentang keindahan sekuntum bunga. Cukup dengan melihat sekilas segera ia dapat
mengambil kesimpulan tentang keindahan bunga tersebut. Ia tak perlu mengukur
diameter, jumlah kelopak atau menentukan berapa jenis-jenis warna yang ada pada
bunga tersebut.
Pengajaran melalui
intelek hanya mungkin mengubah seseorang sedikit demi sedikit. Tetapi
pendidikan melalui intuisi dapat mengubah seseorang dengan cepat. Ia tidak
terikat oleh hal yang bersifat lahiriah karena ia dapat menangkap kesatuan
tentang sesuatu yang diketahui tanpa analisis dan dipecah- pecah. Tetapi pada
kenyataan hidup manusia itu tidak dapat bekerja secara terpisah sepenuhnya.
Keduanya saling berinteraksi dan mempengaruhi dengan pola yang berbeda-beda,
dan itulah yang menentukan corak akal manusia.
Ada manusia yang akalnya
sangat didominasi oleh inteleknya dan ada pula yang didominasi oleh intuisi.
Ada yang secara professional dapat mengatur peran keduanya sesuai dengan
kebutuhan dan kenyataan yang dihadapi. Dalam kadar tertentu yang sangat relatif
akal seseorang pria mungkin memiliki corak yang berbeda dengan wanita.
Intelek relatif manusia
harus dilatih dan dikembangkan sehingga memiliki ketajaman yang tinggi.
Demikian pula intuisi harus dihidup-hidupkan dengan pengayaan batin, baik dari
sisi keyakinan, kebudayaan dan lain-lain. Menurut pengetahuan modern otak
manusia terdiri dari bermilyar-milyar sel yang pada awalnya belum berfungsi.
Kemudian antara satu sel dengan sel lainnya tumbuh saraf-saraf yang akan saling
berhubungan. Hubungan inilah yang akan memfungsikan otak manusia. Pertumbuhan
saraf penghubung sendiri sangat ditentukan oleh rangsangan-rangsangan fikir dan
rasa manusia semenjak kecilnya.
Apabila intelek dan
intuisi benar-benar sudah terasa, maka kerja akal manusia menjadi demikian
sensitifnya. Oleh karena itu seorang ahli seni dapat menghasilkan karya yang
sangat bernilai, dan seorang ahli fisika dapat menemukan hukum-hukum alam
melalui kerja intuisi. Akal seperti ini mampu menghasilkan pengetahuan yang
lebih utuh dan menyeluruh. Dijelaskan dalam QS. 22 (Al-Hajj) : 46.
Wahyu
Wahyu adalah tuntunan
yang diberikan Allah Sang Pencipta kepada para hamba-Nya dan ciptaan-Nya dalam
menjalankan fungsi kehidupannya di alam semesta ini. Hubungan dengan pencipta itu tidak khusus
bagi manusia. Sebenarnya cara yang dipakai Al Qur’an dengan kata wahyu,
menunjukkan bahwa Al Qur’an memandangnya sebagai sesuatu milik hidup yang
universal, sekalipun kodrat dan waktunya berbeda menurut perbedaan
tingkat-tingkat kehidupan itu.
Tumbuh-tumbuhan tumbuh
bebas dalam ruang, binatang yang mengembangkan jenis baru untuk penyesuaian
diri dengan keadaan sekitarnya. Makhluk manusia memperoleh penerangan dari
makna yang mendalam dari kehidupan. Semua itu wahyu dengan watak yang
bermacam-macam, tergantung pada kebutuhan penerima atau kebutuhan-kebutuhan
spesies tempat penerima itu tergolong. Dinyatakan dalam QS. 16 (Al-Nahl) : 68.
Selain berarti
bimbingan fungsional biologis, wahyu juga merupakan bimbingan ajaran pada
manusia pilihan Allah SWT. Cara penyampaiannya bermacam-macam , baik langsung
maupun tidak langsung, yakni melalui malaikat Jibril. Wahyu mencegah pemikiran
seseorang dari pengaruh hawa nafsu dan kecenderungan dominasi akal rasional.
Hal ini menyebabkan agama wahyu menjadi sebuah sistem hidup yang dibangun bukan
hanya dengan landasan kepentingan manusiawi. Dinyatakan dalam QS. 53 (Al-Najm)
: 1-5.
Imam Suyuti
berpendapat, bahwa Hadits Rasulullah SAW pada dasarnya adalah wahyu juga,
tetapi Jibril menyampaikannya dalam bentuk makna. Sedang Al Qur’an adalah wahyu
yang disampaikan dalam bentuk lafaz dan
makna. Dalam perspektif Islam, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan
hasil pengembangan potensi manusia yang diberikan Allah berupa akal dan budi.
Prestasi yang gemilang dalam pengembangan iptek, pada hakikatnya tidak lebih
dari sekedar menemukan bagaimana proses Sunatullah itu terjadi di alam semesta
ini, bukan merancang atau menciptakan suatu hukum baru di luar Sunatullah
(Hukum Allah/ Hukum Alam). Mengapa manusia menyombongkan diri?
Dari penjelasan di atas
dapat disimak bahwa antara ilmu pengetahuan , teknologi dan seni terdapat
perbedaan-perbedaan baik dalam kontek makna maupun fungsinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar