Selasa, 04 Oktober 2011

FILSAFAT KETUHANAN


Perkataan ilah, yang selalu diterjemahkan tuhan, dalam Al-Qur’an dipakai untuk menyatakan berbagai obyek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia misalnya dalam QS. 45(al- jatsiyah):23:

|M÷ƒuätsùr& Ç`tB xsƒªB$# ¼çmyg»s9Î) çm1uqyd ã&©#|Êr&ur ª!$# 4n?tã 5Où=Ïæ tLsêyzur 4n?tã ¾ÏmÏèøÿxœ ¾ÏmÎ7ù=s%ur Ÿ@yèy_ur 4n?tã ¾ÍnÎŽ|Çt/ Zouq»t±Ïî `yJsù ÏmƒÏöku .`ÏB Ï÷èt/ «!$# 4 Ÿxsùr& tbr㍩.xs? ÇËÌÈ  
Artinya : Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

[1] Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa Dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.

        Contoh ayat-ayat tersebut diatas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung arti berbagai benda baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun benda nyata (fir’aun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan Al-Qur’an juga dipakai dalam bentuk tunggal (mufrad :ilaahun) ganda mutsana : ilaahaini  dan banyak jama’ : aalihatun. Bertuhan nol atau atheism tidak mungkin. Untuk dapat mengerti tentang definisi tuhan atau ilah yang tepat berdasarkan penjelasan Al-Qur’an adalah sebagai berikyut: “tuhan (ilah)ialah sesuatu yang dipentingkan dianggap penting oleh manusia sedemikian rupa sehingga manusia merelakan dirinya kuasa olehnya”. Perkataan dipentikan hendaklah diartikan secara luas tercakup didalammnya yang dipuja dicintai diagungkan diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan dan termasuk pula sesuatui yang ditakuti akan dating bahaya dan kerugian.



        Ibnu taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:
Al-ilah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati tunduk kepadnya takut dang mengharapakan nya. Kepada nya kita tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenagan disaat mengingat nya dan terpaut cintanya kepadanya.

        Berdasarkan defenisi tersebut dapatlah dipahami bahwa, tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan oleh manusia. Yang pasti ailah manusia tidak mungkin atheis, tidak mungkin tidak bertuahan. Berdasarkan penegasan Alqur’an bagi setiap manusia pasti ada suatu yang dipertaruhkan nya. Dengan demikian orang orang komunis pada hakikatnya bertuahan juga, adapun tuhan mereka adalah ideology atau angan-angan (utopia) mereka. Didalam islam ditemukan pernyataan la ilaaha illallah. Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu tidak ada tuhan, kemudian baru diikuti dengan penegasan melainkan Allah. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala macam keyakinan  terhadap Tuhan terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya satu tuhan, yaitu Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar